Erlass Prokreatif Indonesia

A+ R A-

Pelukis Muda Surrealisme

E-mail Print PDF

Alfyan : Pelukis Muda Surrealisme

Muhammad Faqih Alfyan, seorang pelukis yang sedang naik daun. Ia menjadi juara satu dalam kontes “Children Helping Children” yang diadakan oleh Tupperware Indonesia pada tahun 2011, melalui lukisannya “Berbagi untuk Sesama.”

Alfyan dinobatkan sebagai Insan Muda Berprestasi “Padmanaba Award Stadium Generale 2011” ketika ia masih menjadi siswa di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Karyanya yang lain yaitu “Enemy On The Flightless Land”, “World? It’s Like A Doll Man!”, dan “In The Front Of The City” berhasil membuatnya menjadi finalis dalam pameran “International Painting Competition Jakarta Art Award 2010” yang bertempat di North Art Space Gallery, Jakarta. Ia berkesempatan ikut berpatisipasi pada pameran lukisan  di Wendt Gallery, New York.

Penggemar futsal kelahiran 3 Oktober 1992 ini, pada tahun 2007 berhasil membawa pulang medali emas dalam kontes “15th World Children’s Picture Contest”  di Tokyo, Jepang, dengan lukisan “Save Our Earth”. Alfyan pun berhasil menggondol medali perak pada kontes “Shankar’s International Children Competition” di New Delhi, India pada tahun 2006. Prestasi ini berkat dukungan keluarga, terutama sang ayah, Musthofa Zaim juga seorang pelukis.

Alfyan yang juga piawai bermain gitar, memiliki aliran lukisan surrealisme sama seperti pelukis idolanya, Salvador Dali. Menurut Wikipedia, Surrealisme merupakan aliran lukisan yang kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi dan bawah sadar manusia.

Pengagum karya-karya Srihadi Soedarsono ini, menggunakan kertas, kanvas, keramik, papan, kayu, dan tembok sebagai media lukisnya. Ia biasa menggunakan spidol, tinta, dan arang untuk media kertas. Sedangkan untuk media kanvas, ia lebih memilih cat akrilik. Satu lukisan kanvas bisa diselesaikan dalam waktu 1 sampai 2 bulan dengan ukuran 2,5 x 1,5 m. Sedangkan untuk media kertas rata-rata bisa diselesaikan dalam waktu 3 jam dengan ukuran 80 X 60 cm. “Media kanvas memang membutuhkan waktu agak lama, karena selain ukurannya yang besar, butuh pendasaran, kemudian baru dilukis”, jelasnya.

Saat ini, Alfyan sedang menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada jurusan Teknik Geologi semester satu. Sekarang Alfyan sedang menyelesaikan permintaan 5 lukisan kaligrafi dari pengusaha Arab Saudi. Anak semata wayang ini pun sedang mengikuti tahap seleksi American Association of Petroleum Geologist di kampusnya.

Saat Warta Erlass menyanyakan tentang cita-citanya, Alfyan menjawab: “Saya ingin menjadi seorang Petroleum Engineer, bekerja di perusahaan minyak Timur Tengah, menimba ilmu di sana, teknik, dan pengembangan. Selanjutnya saya akan kembali ke Indonesia untuk bekerja di perusahaan minyak nasional dan menerapkan ilmu yang saya peroleh dari Timur Tengah,” ujar penikmat buku biografi ini. Alfyan pun berpesan untuk dirinya sendiri dan untuk remaja sekarang,  “Tidak perlu takut berkarya, buatlah apa yang kamu bisa, ekspresikan dalam mediamu, terus dan terus berkarya.”